Harga emas mengalami sedikit kenaikan, meneruskan tren kenaikan pada hari Kamis, dan mencapai level tertinggi intraday. Pasar memproyeksikan bahwa Federal Reserve (Fed) mendekati akhir siklus pengetatan kebijakan dan berencana untuk memangkas suku bunga mulai bulan Juni 2024, yang mengurangi kekuatan dolar AS.
Kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di Tiongkok, yang menjadi faktor pendorong bagi emas sebagai tempat berlindung. Meskipun harga emas mengalami kenaikan dalam perdagangan intraday, kenaikan ini masih belum kokoh, dan harga emas tetap berada di bawah level psikologis 2.000, terutama karena suasana positif secara umum di pasar saham.
Para pelaku pasar tampaknya bersikap hati-hati dalam mengambil posisi yang agresif dan lebih memilih untuk menunggu data ketenagakerjaan bulanan Amerika Serikat (AS) dirilis, yang mempengaruhi pergerakan emas. Laporan NFP ini bisa memberikan petunjuk tentang arah kebijakan suku bunga Fed selanjutnya dan memberikan dorongan baru bagi harga emas.
Selama tiga hari terakhir, harga emas bergerak dalam kisaran tertentu. Harapan bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut telah menyebabkan penurunan yield obligasi AS dan melemahkan dolar AS.
Meskipun ekonomi AS masih tangguh dan inflasi tetap ada, masih ada peluang untuk satu kenaikan suku bunga lagi pada Desember 2023 atau Januari 2024. Ketua Fed, Jerome Powell, mencatat bahwa beberapa perlambatan dalam pasar tenaga kerja mungkin diperlukan agar inflasi dapat kembali ke level yang diinginkan.
Karenanya, data ketenagakerjaan bulanan AS, atau laporan NFP, bisa berpengaruh besar terhadap langkah kebijakan selanjutnya dari Fed dan memberikan dampak yang signifikan pada harga emas. Pada bulan Oktober, perkiraan adalah penambahan sekitar 180 ribu pekerjaan di AS, turun dari 336 ribu pada bulan sebelumnya, sementara tingkat pengangguran diharapkan tetap pada 3,8%.
Jika angka ketenagakerjaan ternyata lebih rendah dari perkiraan setelah data dirilis, hal ini dapat melemahkan dolar AS dan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, mendorong permintaan atas emas sebagai aset safe haven. Data NFP juga menjadi perhatian penting dalam kebijakan suku bunga selanjutnya yang akan dipertimbangkan oleh Fed.